Pages

Jumat, 05 Agustus 2011

ONTOLOGI PENGETAHUAN

ONTOLOGI PENGETAHUAN
Oleh :
Malalina (20102512008)
Febrina Bidasari (20102512018)
Mahasiswa Program Pendidikan Matematika
Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

A. Pengertian Ontologi
Menurut bahasa, Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu : On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut Suriasumantri (1985), Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Menurut Soetriono & Hanafie (2007), Ontologi yaitu merupakan azas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang menjadi obyek penelaahan serta penafsiran tentang hakikat realita dari obyek ontologi dan merupakan landasan ilmu yang menanyakan apa yang dikaji oleh pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan alam kenyataan dan keberadaan. Menurut Pandangan The Liang Gie, Ontologi adalah bagian dari filsafat dasar yang mengungkap makna dari sebuah eksistensi yang pembahasannya meliputi persoalan-persoalan : Apakah artinya ada, hal ada ?, Apakah golongan-golongan dari hal yang ada ?, Apakah sifat dasar kenyataan dan hal ada ?, Apakah cara-cara yang berbeda dalam mana entitas dari kategori-kategori logis yang berlainan dapat dikatakan ada ? Menurut Ensiklopedi Britannica (Konsepsi Aristoteles), Ontologi Yaitu teori atau studi tentang being / wujud seperti karakteristik dasar dari seluruh
realitas. (Filosofi ini didefinisikan oleh Aristoteles abad ke-4 SM) (http://amrull4h99.wordpress.com/2009/10/01/ontologi-metafisika-asumsi-dan-peluang/)
Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis (ilmu yang mempelajari sesuatu tentang “ada”.

B. Objek Ontologi
Objek telaah ontologi adalah yang ada. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam rumusan Lorens Bagus; menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya.
1. Objek Formal, adalah hakikat seluruh realitas. Bagi pendekatan kuantitatif, realitas tampil dalam kuantitas atau jumlah, tealaahnya akan menjadi kualitatif, realitas akan tampil menjadi aliran-aliran materialisme, idealisme, naturalisme, atau hylomorphisme.
2. Metode dalam Ontologi, Lorens Bagus memperkenalkan tiga tingkatan abstraksi dalam ontologi, yaitu : abstraksi fisik (menampilkan keseluruhan sifat khas sesuatu objek), abstraksi bentuk (mendeskripsikan sifat umum yang menjadi cirri semua sesuatu yang sejenis), dan abstraksi metaphisik (mengetangahkan prinsip umum yang menjadi dasar dari semua realitas. Abstraksi yang dijangkau oleh ontology).

C.  Aliran-Aliran Ontologi
Dalam pemahaman ontologi dapat dikemukakan pandangan pokok sebagai berikut :
1. Monoisme, adalah aliran yang memberikan gagasan metafisis bahwa kosmos terbuat dari satu jenis Zat    sebagai sumber yang asal berupa materi atau rohani. Paham ini kemudian terbagi ke dalam dua aliran : Materialisme, adalah keberadaan yang bersifat material bergantung terhadap materi.
Idealisme, beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma).
2. Dualisme, aliran filsafat yang mencoba memadukan materialisme dan idealisme. Dualisme mengatakan bahwa materi dan ruh sama-sama hakikat. Descartes (Bapak Filsafat) menamakan kedua hakikat itu dengan istilah dunia kesadaran (ruhani) dan dunia ruang (kebendaan).
3. Pluralisme, paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata.
4. Nihilisme, berasal dari Bahasa Latin yang berarti tidak ada. Doktrin tentang nihilisme, yaitu pada pandangan Gorgias (483-360 SM) yang memberikan tiga proposisi tentang realitas yaitu tidak ada sesuatu pun yang eksis, bila sesuatu itu ada maka isinya tidak dapat diketahui dan tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain.
5. Agnostisisme adalah aliran yang mengatakan bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakikat sesuatu di balik kenyataan ini. Baik hakikat materi maupun hakikat ruhani. Aliran
(http://naomiputri.blogspot.com/2008/12/ontologi-asumsi-dan-peluang.html.)

D. Perbandingan Ontologi Sains Dan Ontologi Filsafat 
Perbedaan ontologi berdasarkan sains dan filsafat, yaitu :
1. Sains merupakan ilmu yang bersifat rasional-empiris yakni teori yang dibuat sesuai logika dan kenyataan, sedangkan filsafat adalah ilmu yang hanya logis tapi tidak empiris, karena hanya berdasar pada pemikiran semata.
2. Karena sains adalah ilmu yang rasional empiris, maka struktur sains dibagi berdasarkan obyeknya, menjadi sains kealaman dan sains sosial. Sedangkan filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam hanya dengan menggunakan fikiran. Struktur filsafat dibagi menjadi : ontologi (membicarakan hakikat), epistemologi (cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologi (membicarakan guna pengetahuan itu).

0 komentar:

Posting Komentar