Pages

Kamis, 15 September 2011

Ujian Tengah Semester Landasan dan Problematika Pendidikan


Soal Ujian Tengah Semester Ganjil Th. 2010/2011
Matakuliah Landasan dan Problema Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Program Pascasarjana Unsri
=========================================                              

Dosen Penguji: 1. Prof. Dr. H. M. Djahir Basir, M.Pd.
                          2. Dr. Rusdy A. Siroj


Soal:
Anda telah mengalami pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi selama bertahun-tahun.

1.    Renungkan kembali masa-masa itu dan tunjukkan bukti-bukti penerapan berbagai landasan pendidikan yang telah dibahas dalam perkuliahan. Tuliskan minimal dua bukti untuk setiap landasan pendidikan tersebut.

2.    Buat satu uraian yang menggambarkan problematika pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan berbagai landasan pendidikan.


JAWABAN

1.        Bukti-bukti penerapan berbagai landasan pendidikan yang telah dibahas dalam perkuliahan.

Landasan Hukum
Positif
1.      Tertib dan lancarnya proses belajar-mengajar disekolah karena siswa selalu mentaati peraturan yang dibuat oleh sekolah.
2.      Siswa wajib datang ke sekolah setiap hari kecuali hari minggu atau hari libur pada pukul 07.00 dan pulang jam 12.45
3.      Sekolah mewajibkan penggunaan seragam sekolah agar tidak terjadinya kesenjangan sosial antara siswa miskin dan kaya.
 
Negatif :
1.   Hukuman yang diberikan kepada siswa terlalu berat sehhingga dapat mengakibatkan tidak kekerasan disekolah
2.     Selalu meningkatnya nilai standar kelulusan menyebabkan siswa dan guru, hingga kepada sekolahnya ada yang berbuat curang, yaitu dengan memberitahukan jawaban kepada siswa atau menghapus jawaban siswa hal ini akan berdampak pada pelanggaran hukum.

Landasan Filsafat
Positif
1.     Diamalkannya sila-sila Pancasiula oleh siswa dalam kebutuhan sehari-hari seperti menghargai dan menghormati teman dan guru.
2.      Dalam penyusunan kurikulum menggunakan aliran filsafat pendidikan.
3.      Dalam penerapan pendidikan mengunakan asas pancasila
Negatif
1.      Kesalahan dalam memaknai hakikat pendidikan dengan timbulnya kekerasan kepada siswa
2.      Kurang profesionalnya guru disebabkan oleh kurangnya kesadaran guru akan jabatan dan tugas yang diembannya serta tanggung jawab keguruannya secara vertikal maupun horizontal dan munculnya sikap malas dan tidak disiplin waktu dalam bekerja yang mengarah pada lemahnya etos kerja.

Landasan sejarah
Positif
1.      Semangat sumpah pemuda pada siswa agar selalu bersatu dan tidak terpecah belah dalam menjaga kesatuan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)
2.      Siswa selalu mengingat semangat perjuangan pahlawan-pahlawan dengan mengisi kemerdekaan dengan belajar yang tekun sehingga dapat memajukan negara indonesia dalam segala bidang (ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain sebagainya)
3.      Adanya kunjungan ke museum dan tempat-tempat bersejarah agar siswa dapat mengingat perjuangan pahlawan-pahlawan kemerdekaan.
Negatif
1.      Simpang siurnya akan kebenaran sejarah bangsa Indonesia zaman orde lama dan orde baru menyebabkan siswa bingung mana sejarah bangsa kita yang benar.
2.      Kurang perhatian pihak perguruan tinggi dalam memperingati hari-hari besar bersejarah atau hanya beberapa mahasiswa saja yang diikutkan dalam memperingati hari-hari besar bersejarah mengakibatkan lunturnya jiwa nasionalisme dikalangan mahasiswa.
3.      Tidak adanya mata kuliah sejarah di Perguruan Tinggi terkecuali jurusan sejarah membuat mahasiswa lupa akan sejarah bangsanya sendiri, misalnya : mahasiswa lupa nama-nama pahlawan revolusi dan sebagainya)

Landasan Psikologi
Positif
1.      Siswa diwajibkan mengikuti upacara bendera untuk melatih kedisiplinan dan terbiasanya siswa dengan datang tepat waktu.
2.      Penerapan sistem KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) saat SMA tahun 2004 melatih siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar.
3.      Tersedianya perpustakaan yang lengkap akan koleksi bukunya serta suasana yang nyaman menambah minat siswa untuk mengunjungi perpustakaan setiap hari.
Negatif
1.      Kurangnya kedekatan psikologis antara siswa dan guru mengakibatkan guru kesulitan dalam mengajar, begitu juga siswa kesulitan dalam menyerap pelajaran yang diajarkan oleh guru.
2.      Standar nilai Ujian Nasional yang terus meningkat tiap tahun mengakibatkan siswa merasa cemas apabila tidak dapat melampaui batas standar.
3.      Ruang kelas yang kotor dan tidak kondusif menyebabkan siswa merasa tidak nyaman dan berpengaruh terhadap minat belajar siswa.

Landasan Soial Budaya
Positif
1.      Siswa secara sukarela menyisihkan uang jajan untuk membantu korabn bencana alam
2.      Budaya bangsa Indonesia yang ramah dan suka menghargai orang lain diterapkan siswa dengan bersikap ramah dan menghargai guru dan teman-temannya
3.      Siswa memilih ketua kelas dengan menerapkan budaya musyawarah, hal tersebut merupakan ciri bangsa Indonesia.
Negatif
1.      Ada siswa yang menyalin jawaban pekerjanan rumah (PR) temannya tanpa mengetahui apa yang mereka tulis.
2.      Model Pembelajaran yang terpusat pada guru menyebabkan siswa menjadi pasif
3.      Ada siswa yang belajar hanya pada saat menjelang ujian.

Landasan Ekonomi
Positif
1.      Adanya program GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) dapat membantu masyarakat ekonomi lemah dalam membiayai siswa miskin untuk melanjutkan pendidikan.
2.      Sikap siswa selalu menyisihkan uang jajan dengan cara ditabung dengan harapan apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk membeli keperluan sekolah dapat menggunakan uang tabungannya tersebut.
3.      Banyak beasiswa dari pemerintah atau pihak swasta yang dapat dipergunakan oleh masyarakat ekonomi lemah untuk melanjutkan pendidikan.
4.      Ayah saya membelikan saya sepeda untuk pergi kesekolah dapat menghemat uang jajan saya.
Negatif
1.      Banyak siswa pada masa ini tidak dapat msuk sekolah yang mereka inginkan dikarenakan mahalnya biaya masuk sekolah tersebut.
2.      Seringnya berganti-ganti kurikulum sekolah menyebabkan buku-buku pelajaran yang saya pernah pergunakan tidak dapat dipergunakan kembali oleh adik-adik saya.
3.      Banyak teman saya yang kurang mampu tidak diizinkan oleh pihak sekolah untuk mengikuti proses belajar dengan alasan belum dapat melunasi biaya SPP.


2. Uraian yang menggambarkan problematika pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan berbagai landasan pendidikan.

PROBLEMATIKA PROFESIONALISME GURU

Profesionalisme seorang guru berkaitan dengan upaya penyiapan peserta didik menjadi manusia yang nantinya diharapkan bisa meningkatkan mutu pendidikan merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi dan harus segera dimiliki oleh setiap guru agar tercipta suatu pendidikan yang maju. Melalui tindakan-tindakan guru ini, nasib pendidikan kita bergantung kepadanya. Sementara itu, diketahui bahwa dewasa ini tugas guru semakin terasa berat. Hal ini terjadi antara lain karena kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan cara pandang dan pola hidup masyarakat yang menghendaki strategi dan pendekatan dalam proses belajar mengajar yang berbeda-beda, di samping materi pengajaran itu sendiri.
Namun dewasa ini, dalam dunia Pendidikan Indonesia terjadi krisis profesionalisme garu. Untuk mewujudkan profesionalisme dalam pribadi seorang guru tidaklah mudah oleh karena itu banyak timbul problematika dalam mewujudkannya.
Menurut Prof.Dr.H. Muhamad Surya (2008) dalam tulisannya yang berjudul ”Mendidik Guru Berkualitas untuk Pendidikan Berkualitas”,. Profesionalisme guru adalah sikap mental yang senantiasa mendorong untuk mewujudkan diri sebagai guru profesional. Kualitas profesionalisme ditunjukan dengan ciri-ciri sebagai berikut : (1) Keinginan untuk selalu menampilkan prilaku yang mendekati standar ideal, (2) Meningkatkan dan memelihara citra profesi, (3) Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilannya, (4) Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi, dan (5) Memiliki kebanggaan terhadap profesinya
Problematika profesionalisime guru dapat ditinjau dari berbagai landasan Pendidikan di seperti landasan hukum, filsafat, sejarah, sosial budaya, ekonomi dan psikologi pendidikan.

1.        Tinjauan dari Landasan Hukum Pendidikan
Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat berpijak atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu (pidarta, 2007:42). Dari pengertian di atas seorang guru yang profesional harus memenuhi empat kompetensi guru yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, yaitu Kompetensi pedagogik, Kompetensi kepribadian, kompetensi profesionalisme dan Kompetensi sosial.
Dalam kenyataannya sekarang, banyak guru yang belum mempunyai kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, tidak dapat menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari, tidak dapat mengembangkan materi pembelajaran serta jenjang karir yang tidak jelas.
2.        Tinjauan dari Landasan Filsafat Pendidikan
Menurut Pidarta (2007:75) Filsafat Pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai ke akar-akarnya. Profesionalisme guru ditinjau dari filsafat pendidikan yaitu mampukah seorang guru itu menghasilkan lulusan yang dapat memainkan peranan secara fungsional di tengah-tengah dunia keilmuan yang sedang berkembang, dan mampukah guru itu meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam kenyataannya, mutu pendidikan di Indonesia belum meningkat karena tidak semua guru yang ada di Indonesia dapat melaksanakan tugasnya secara profesional sehingga mutu pendidikan di Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara lain.

3.        Tinjauan dari Landasan Sejarah Pendidikan
Menurut Pidarta (2007:109) sejarah adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang dapat didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh dengan informasi-informasi yang mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, cita-cita, bentuk dan sebagainya. Informasi yang lampau dijadikan landasan dan perbandingan untuk profesionalisme guru kedepan. Problematika profesionalisme guru yaitu sejarah bangsa Indonesia yang pernah dijajah oleh negara asing menyebabkan mental bangsa Indonesia dalam pengembangan kualitas pendidikan terbawa hingga sekarang. Hal ini terlihat pada tidak adanya inisiatif oleh guru untuk mengembangkan kualitas cara pengajarannya.

4.        Tinjauan dari Landasan Sosial Budaya Pendidikan
Sosial menurut pidarta (2007: 158) berarti himpunan sejumlah orang paling sedikit dua orang yang hidup bersama karena cita-cita yang sama. Sedangkan Kneller dalam pidarta (2007:165) mengatakan kebudayaan adalah cara hidup yang telah dikembangkan oleh anggota-anggota masyarakat.
Problematika ditinjau dari landasn sejarah, guru hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja kepada siswa tanpa diikuti dengan sikap mendidik kepribadian siswa. Ditinjau dari landasan budaya yaitu kebiasaan orang Indonesia yang sering menunda-nunda pekerjaan hal ini terlihat dari profesionalisme guru yaitu sering menunda-nunda dalam membuat suatu penelitian atau karya ilmiah.

5.        Tinjauan dari Landasan Psikologis Pendidikan
Psikologi atau ilmu jiwa menurut Pidarta (2007:194) adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Problematika profesionalisme guru ditinjau dari landasan psikologis yaitu ketidak tertarikan siswa dalam proses belajar disebabkan kurang terjalinnya komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Dalam hal ini, pengajaran hanya terpusat pada guru dan menyebabkan siswa hanya menerima ilmu pengetahuan saja.

6.        Tinjauan dari Landasan Ekonomi Pendidikan
Ditinjau dari landasan ekonomi problematika profesionalisme guru berkaitan dengan minimnya biaya pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta ketidak profesionalan guru juga diakibatkan oleh sibuknya seorang guru itu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya tanpa adanya pengembangan kualitas pendidikan dirinya seperti kesulitannya guru dalam mengikuti sertifikasi pendidikan dalam hal memenuhi portofolionya.

0 komentar:

Posting Komentar